-->

Sekelumit Cerita Tentang Literasi Sekolah Kita




www.mgmpsosiologijateng.com - Usai mensruput kopinya, Suparjo bergegas masuk kelas XI IPS 3. Sembari mengingat  cangkir kopinya yang masih terbuka, Ia berusaha hadir ditengah-tengah muridnya yang sudah siap berbaris di depan ruang kelas paling ujung yang didepannya berbaris pula pepohonan nan hijan dan rindang. Usai salaman dengan barisan anak-anak tercintanya, Suparjo duduk di kursi yang agak miring karena baut kursinya ada yang lepas.

SUPARJO   :  Selamat pagi anak-anak. Salam rindu selalu. Semoga kalian semua, dan tentu juga saya,selalu mendapatkan kasih dan kemurahan dari Tuhan Yang Maha Esa.  
SISWA         : amin amin amin
SUPARJO   :  pagi ini, program kita literasi kelas ya. Apakah bahan bacaan yang saya share di group wa kelas sudah kalian baca?
SISWA         : (diam semua)
SUPARJO   :  ya gpp. Saya tahu kenapa kalian tidak menjawab. Dahulu saya malah lebih parah dari kalian semua.
SISWA         : hahaha…
SISWA         : maksudnya pak?
SUPARJO   :  saya dahulu tidak tertarik membaca. Tetapi setelah kuliah, ternyata baru tahu bahwa membaca itu penting.
SISWA         : oh…
SISWA         : saya juga pak.
SUPARJO   :  berarti penyakit kita sama.
SISWA         : hahaha..
SUPARJO   :  bedanya cuma sedikit. Kalo kalian penyakitnya belum terdiagosa. Sedangkan penyakit saya sudah mendapatkan obatnya.
SISWA         : hahaha…
SISWA         : iya iya iya
SUPARJO   :  saya terkadang menyesal kenapa tidak mulai membaca saat di bangku SMA. Padahal semua buku referensi ada di perpustakaan SMA. Tetapi saya tetap bersyukur, karena sampai saat ini, Tuhan masih memberi rejeki yang berlimpah untuk saya, yaitu masih suka membaca.
SISWA         : (diam semua sambil merenung)
SISWA         : pak, bolehkan saya bertanya?
SISWA         : hahaha…
SISWA         : sok keminter, paling arep golek rai, halah …
SUPARJO   :  iya iya iya silahkan
SISWA         : saya sudah mencoba membaca file materi yang di group wa pak, tapi gak mudeng.
SISWA         : hahaha…
SISWA         : saya pingin sekali pak, setiap kali membaca, saya bisa memahami isi bacaan yang saya baca.
SISWA         : lha mocomu pisan tok kok
SISWA         : paling kelingan aku kuwi, gagal fokus
SISWA         : hahaha…
SUPARJO   :  sebenarnya sama mbak
SISWA         : (melihat dengan tajam)
SUPARJO   :  dulu saya juga begitu, bahkan sampai sekarang juga begitu. Buku pelajaran yang ada terkadang membosankan. Kata-katanya banyak yang tidak mudeng saya. Lha untuk memudengkan itu, saya bawa kamus besar bahasa Indonesia dan kamus inggris Indonesia. Kadang langkah itu kerap membantu untuk memahami bahan materi yang kita baca. Selain itu, kalau saya membaca buku, saya sempatkan punya air wudhu. Maksudnya dalam keadaan suci dari hadas kecil. Sama mengirimi doa kepada penulisnya. Misalnya penulis bukunya pak Selamet Wilujeng, ya sebelum baca saya mendokaan dan berdoa, semoga pak Selamat selalu sehat walafiyat, dan ilmunya pak Selamet bisa masuk dalam pikiran saya.
SISWA         : oh begitu ya pak …
SUPARJO   :  tapi ya itu, setiap orang kan punya tradisi membaca yang beragam. Kamu sudah bagus sudah mau membaca. Lakukan aja terus. Yang penting suka membaca buku.
SISWA         : siap pak..
SISWA         : siap
SUPARJO   :  ok ya kita mulai ya
SISWA         : iya pak siap
SUPARJO   :  pagi ini literasi kita tentang sepeda motor (sambil menulis sepeda motor di papan tulis
SISWA         : pak tulisannya gak kelihatan. Terlalu kecil.
SUPARJO   :  bilang aja tulisannya jelek. Kan bahannya sudah di hp kalian semua kan?
SISWA         : hehehe…
SISWA         : iya pak
SISWA         : heh gak boleh… gak sopan itu… sama guru kok begitu
SISWA         : iya pak mohon maaf ya pak
SISWA         : sukur
SUPARJO   :  ngak papa. Banyak kok yang bilang begitu. Memang tulisan bapak jelek. Yang penting bagi bapak, tulisan boleh jelek, tapi hati harus baik
SISWA         : prok prok prok (semua siswa pada keplok)
SUPARJO   :  kalau bisa ya dua-duanya. Tulisannya baik. Hatinya juga baik.
 SUPARJO  :  untuk memahami tentang struktur sosial, saya akan membahas kasus tentang sepeda motor
SISWA         : lho kok bahas sepeda motor pak?
SISWA         : halah padune, sepeda motore anyar. Kreditan atek.
SISWA         : rapopo to, tinimbang kowe ora duwe, wek….
SISWA         : hora popo… Suk emben aku arep tuku loro. Aku arep sekolah tenanan. Arep sregep moco buku.
SISWA         : tangeh lamun. Cita’an kere yo kere
SISWA         : hahaha….
SUPARJO   :  hus ngak boleh begitu
SISWA         : sukur
SUPARJO   :  Bahan literasi kita kalau tidak salah adalah tentang perkembangan industri otomotif Indonesia.
SISWA         : oh …
SUPARJO   :  Dari apa yang telah saya baca, saya mendapatkan informasi ternyata Indonesia sejak tahun 1968. Sejak tahun itulah tahapan kemandirian industri otomotif dimulai. Tujuan sungguh mulia yaitu kemandirian industri otomotif. Struktur pemerintah pada saat itu mendukung penuh akan program kemandirian otomotif Indonesia.
SISWA         : oh …
SUPARJO   :  dari sumber bacaan yang ada, karya Adnan Ricardi tahun 2014 dalam Jurnal Masyarakat, Universitas Indonesia, hal menarik yang diinformasikan bahwa struktur pemerintah Indonesia yang awalnya mendukung berdirinya kemandirian industri otomotif Indonesia, ternyata berbalik arah. Puncaknya adalah tahun 1998, dimana industri otomotif yang dikuasai oleh struktur pemerintah, berubah dikuasai oleh agen, yaitu keluarga pemerintah. Kalian bisa baca siapa agen yang dimaksud.
SISWA         : (anak-anak sembari membuka file di hpnya)
SUPARJO   :  Padahal sebelumnya juga sudah disiapkan, bahwa Indonesia sudah melakukan penelitian komprehensif dalam membuat prototype sebuah sepeda motor dan mobil yang  akan di produksi di industri otomotif nasional kita.
SISWA         : oh…
SUPARJO   :  hasil penelitian tentang model prototype kendaraan itu  kemudian dibuang begitu saja tanpa tindak lanjut. Dan yang terjadi adalah penguasaan industri otomotif oleh keluarga pemerintah.
SISWA         : (tertegun sambil mantuk-mantuk)
SUPARJO   :  dari ulasan tersebut, dapat kita ketahui, mengapa sampai sekarang industri otomotif kita dikuasai orang asing, dan mengapa juga Indonesia belum memiliki hak cipta kendaraan nasional, tidak lain karena adanya penyimpangan terhadap struktur yang ada.
SISWA         : oh …
SUPARJO   :  memahami konsep struktur sangatlah penting anak-anak. Memahami perilaku agen yang ada dalam struktur juga tidak kalah penting. Karena terbukti perubahan sosial Indonesia sangat dipengaruhi oleh struktur dan perilaku agen.
SISWA         : iya pak
SUPARJO   :   kalian selaku siswa jurusan IPS sangat beruntung sekali, karena dalam kajian keberadaan maju dan mundurnya sebuah bangsa, ilmunya telah lengkap diberikan di jurusan kalian, khususnya materi sosiologi.
SISWA         : iya pak
SUPARJO   :  ok, ada tanggapan perihal ulasan barusan?
SISWA         : Pak kalau orang sosiologi apa bisa kerja di industri otomotif?
SISWA         : iso, nyekel baut
SISWA         : hahaha…
SUPARJO   :  setahu saya, kalau pekerjaan teknis di industri otomotif ya orang teknik, biasanya begitu. Tetapi untuk hal-hal penting yang berhubungan dengan rencana kemajuan industri, banyak orang-orang sosiologi yang dibutuhkan di industri otomotif.
SISWA         : ho… iya to?
SUPARJO   :  seperti ulasan barusan, bahwa kemajuan sebuah industri otomotif itu sangat dipengaruhi oleh struktur. Struktur itu sangat penting karena berhubungan dengan keputusan dan kebijakan yang diambil oleh sebuah industri.
SISWA         : oh…
SUPARJO   :  Sebuah industri yang kuat, biasanya didukung oleh perijinan, ketersediaan bahan baku, peminjaman modal, pemasaran, hingga kepastian keberlanjutannya. Ini semua biasanya berhubungan dengan struktur. Sehingga sudah pasti, orang-orang sosiologi cukup penting kehadirannya di sebuah industri, baik industri otomotif maupun sejenisnya.
SISWA         : oh gitu ya pak
SUPARJO   :  selain struktur, agen juga sangat penting. Berdasar ulasan literasi tadi, kemunduran industri otomotif kita sangat dipengaruhi oleh agen. Agen adalah orang yang memiliki kapasitas dalam bertindak dalam struktur. jadi sangat jelas, bahwa orang-orang sosiologi sangat terbuka luas untuk bisa bekerja di industri otomotif. Dan biasanya orang-orang sosiologi kalau masuk perusahaan otomotif pasti jadi orang penting, karena memahami struktur dan agen sebuah industri otomotif.
SISWA         : kalau begitu saya nanti kuliah di sosiologi aja ya pak?
SUPARJO   :  silahkan, yang penting mulai hari ini, kamu harus rajin membaca.
SISWA         : iya pak
SISWA         : pak saya ada pertanyaan?
SISWA         : waktune gur 15 menit, wis bar
SUPARJO   :  iya iya, waktu literasi kita sudah habis ya, kayaknya kurang ya, hehehe…
SISWA         : iya pak
SUPARJO   :  iya iya iya. Mohon jurnal literasinya di isinya anak-anak. Sembari bapak menyiapkan materi sosiologi hari ini tentang struktur sosial.
SISWA         : iya pak siap

Sembari memulai pelajaran pagi itu, di atas kursi yang agak miring itu, Suparjo tiba-tiba ingat cangkir kopinya yang masih terbuka. Entah apa yang dilakukan Suparjo selanjutnya, karena Ia tiba-tiba ijin kepada siswanya untuk mengambil sesuatu di ruang guru.  (Suhadi/2018)


0 Response to "Sekelumit Cerita Tentang Literasi Sekolah Kita "

Posting Komentar

Iklan Bawah Artikel