-->

Bisa Karena Terbiasa: Sebuah Catatan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi


Oleh : Roch Mulyati, S.Sos.

Pandemi Covid-19 melanda beberapa negara di dunia dan  menimbulkan berbagai dampak yang dapat dirasakan masyarakat. Demikian juga yang terjadi di Indonesia, semua sektor merasakan dampak corona. Dunia pendidikan salah satunya. Sesuai dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19). Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya.

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan secara online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama, di waktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, google classroom, aplikasi zoom atau media lainnya.

Perubahan mendadak dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring tentu tidak mudah karena kemampuan dan daya dukung siswa, guru dan sekolah untuk pembelajaran daring di SMA Negeri Kerjo belum terbentuk dengan baik. Karena untuk pembelajaran daring untuk guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring, sedangkan siswa juga diharapkan ikut aktif dalam pembelajaran menggunakan handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

Ada banyak permasalahan dan kendala yang timbul dalam pelaksanaan belajar online di rumah, sehingga dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak agar siswa dapat belajar dengan baik walaupun secara formal tidak datang ke sekolah. Kendala yang dihadapi bisa dari eksternal maupun internal. 

Kendala eksternal lebih banyak didominasi oleh jaringan internet yang tidak mendukung, apalagi faktor geografis di Kecamatan  Kerjo. Ada beberapa daerah yang susah mendapatkan sinyal. Kebijakan dari sekolah untuk mendidik kedisiplinan siswa yaitu melakukan presensi setiap pagi sebelum pembelajaran melalui link. Banyak siswa yang merasa kesulitan membuka dan mengirim presensi karena sinyal tidak mendukung.

Kendala internal juga tak kalah banyak, siswa  kurang memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran daring karena ada banyak alasan. Faktor bosan dan malas yang sering menjadi alasan, sehingga banyak siswa  yang bangun kesiangan. Selain itu juga kurangnya dukungan orang tua sehingga membiarkan anaknya melakukan kegiatan yang tidak mendukung pembelajaran. Ada sebagian siswa  yang bekerja membantu orang tuanya karena faktor ekonomi.

Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut dibutuhkan kerjasama dari guru mapel, walikelas, guru BK dan orang tua. Di SMA Negeri Kerjo keaktifan siswa mengikuti pembelajaran selalu dipantau. Apabila tidak aktif mengikuti pembelajaran maka pihak sekolah memanggil siswa untuk diadakan pembinaan, apabila masih belum ada perubahan maka akan di home visit walikelas dan guru BK untuk membimbing dan memberi motivasi siswa  agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. 

Kebetulan penulis mendapatkan tanggung jawab menjadi walikelas kelas X yang merupakan transisi dari siswa SMP menjadi siswa SMA. Sangat sulit memberikan bimbingan dan memberi motivasi sedangkan guru  hanya berkomunikasi melalui dunia maya, belum pernah ketemu secara langsung. Atas ijin bapak kepala sekolah akhirnya guru boleh melakukan perkenalan dan pembinaan kepada siswa secara bertahap serta protokol kesehatan yang ketat. Dari pertemuan ini bisa digali berbagai permasalahan yang dihadapi anak dan memberi motivasi agar tetap semangat belajar walaupun belajar dari rumah.

Proses yang serba mendadak ini akhirnya bisa dilalui dengan baik walaupun dibutuhkan  usaha dan perjuangan yang keras, kita “bisa karena terbiasa”. Banyak pertanyaan dari siswa yang menanyakan kapan sekolah dibuka kembali, karena sudah merasa bosan dan jenuh belajar di rumah. Meskipun  keinginan sebagian besar siswa  untuk berangkat sekolah dan belajar tatap muka  tetapi situasi dan kondisi belum memungkinkan apalagi  Kabupaten Karanganyar masih masuk dalam zona merah. Kesehatan dan keselamatan menjadi prioritas utama saat ini. Semoga pandemi Covid-19 segera berlalu sehingga bisa melakukan aktivitas secara normal, terutama di dunia pendidikan. Penguasaan ilmu pengetahuan bisa dikejar tetapi pembentukan karakter dan pendidikan akan sulit terwujud apabila sekolah belum masuk secara formal.

*Penulis adalah Guru Mapel Sosiologi SMA Negeri Kerjo Karanganyar

0 Response to "Bisa Karena Terbiasa: Sebuah Catatan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi"

Posting Komentar

Iklan Bawah Artikel