-->

Menyusun Cerita Deskriptif Tematik Dampak Covid 19 Terhadap Kelompok Sosial Buruh di Sekitar Tempat Tinggal


www.mgmpsosiologijateng.com - Masalah sosial saat ini yang cukup menarik dikaji adalah banyaknya buruh yang nganggur alias tidak bekerja karena dampak pandemi COVID-19. Kelompok sosial ini adalah korban dari tutupnya perusahaan tertentu karena kebijakan Pemerintah dalam mengatasi wabah virus corona dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus yang mematikan di tahun 2020 ini.

Sebelum melakukan kajian menyusun cerita deskriptif tentang tematik Dampak Covid 19 terhadap kelompok sosial buruh di sekitar tempat tinggal, yang perlu ditegaskan adalah kajian ini tidak bermaksud memposisikan siapa yang salah dan yang benar. Yang menjadi titik fokus dalam menyusun cerita deskriptif ini adalah untuk memotret fenomena sosiologis tentang bagaimana perilaku sosial dan pola adaptasi sosial pada kelompok sosial buruh ketika terjadi wabah penyakit.

Adapun landasan semangat dalam menyusun cerita deskriptif ini adalah tetap taat terhadap kebijakan physical distancing, work from home, bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah dari rumah. Karena dengan melakukan hal tersebut, kita semuanya diharapkan terbebas dari ancaman COVID-19.

Dalam menyusun cerita deskriptif tentang perilaku sosial dan pola adaptasi sosial pada kelompok sosial buruh ketika terjadi wabah penyakit, dapat dilakukan dengan alur cerita sebagai berikut;
  • Pertama, menceritakan kebiasaan sehari-hari kelompok sosial buruh sebelum ada wabah virus corona
  • Kedua, menceritakan kebiasaan sehari-hari kelompok sosial buruh selama ada wabah virus corona
  • Ketiga, menceritakan masalah-masalah yang muncul ketika kelompok sosial buruh tidak bekerja selama ada wabah virus corona
  • Kelima, menceritakan peran pemerintah dalam membantu kelompok sosial buruh yang tidak bekerja selama ada wabah virus corona
  • Keenam, menceritakan peran komunitas dan atau solidaritas masyarakat dalam membantu kelompok sosial buruh yang tidak bekerja selama ada wabah virus corona
  • Ketujuh, menceritakan kreativitas kelompok sosial buruh selama wabah virus corona sebagai wujud tindakan sosial dan adaptasi sosial selama terjadi wabah virus corona  
  • Ketujuh, menceritakan pelajaran yang dapat dipetik dari sebuah realitas kelompok sosial buruh yang tidak bekerja selama ada wabah virus corona
  • Kedelapan, menyusun masukan dan saran tentang hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan agar kelompok sosial buruh tetap mandiri dan kuat ketika ada wabah lagi dikemudian hari.
Untuk mengkaji tindakan sosial dan adaptasi sosial terhadap realitas kelompok sosial buruh disaat wabah virus corona ini, dapat dilakukan dengan metode pengamatan pasif.

Pengamatan pasif adalah teknik mengumpulkan data tentang realitas sosial tanpa melakukan wawancara dan interaksi sosial dengan informan. Pengamatan pasif cenderung menekankan penggunaan informasi tentang suatu hal berdasarkan rekaman kabar dan informasi yang berkembang di masyarakat. Dengan karakter pengamatan pasif tersebut, maka kajian ini cukup relevan dengan kebijakan pemerintah tentang physical distancing saat ini.

Bentuk dari produk pengamatan pasif adalah tulisan cerita deskriptif tentang suatu masalah sosial. Misal masalah tentang dampak Covid 19 terhadap kehidupan sosial, ekonomi, budaya, agama, kesenian, transportasi, pada kelompok sosial yang terdampak.

Model pengamatan pasif merupakan bagian dari teknik mengumpulkan informasi yang banyak kekurangan dan kelemahannya. Tetapi model ini sangat bermanfaat disaat diberlakukannya physical distancing ketika terjadi wabah virus corana saat ini.

Berikut ini merupakan contoh metode atau langkah-langkah oberserver (pengamat/ pengkaji/ peneliti) dalam menggunakan metode pengamatan pasif terhadap perilaku dan pola adaptasi sosial kelompok sosial buruh dampak Covid 19.
  1. Observer tetap berada di rumah masing-masing. 
  2. Observer menggunakan informasi yang ada dan termasuk informasi dari media massa/ online
  3. Observer secara diam-diam mengumpulkan data dari semua informasi yang berkembang secara online (misal.dari group wa, FB, ig, Twitter, website, dll) 
  4. Observer mengolah data informasi yang ada dalam bentuk point-point pnnting 
  5. Observer menyusun sistematika dan alur cerita desktiptif 
  6. Observer menulis laporan dengan pendekatan subjektif tentang masalah yang diamati, meliputi: sebabnya, prosesnya, dampaknya, dan solusinya
  7. Observer menggunakan instuisinya (sentuhan rasa) dalam mengembangkan sebuah laporan pengamatan. 
  8. Dan lain-lain, dan seterusnya
Lantas bagaimana contoh kajian perilaku dan pola adaptasi sosial kelompok sosial buruh dampak Covid 19? Contoh dari kajin tersebut adalah mengkaji suasana masyarakat yang saat ini ada yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), tidak bekerja, atau ada pekerjaaan tetapi mengalami kesulitan.

Cerita nyata ini dapat diangkat dari orang-orang sekitar atau orang dalam rumah. Misalnya orangtua, kakak, saudara, tetangga, atau kabar dari media yang sedang tidak bekerja karena terdampak covid 19.

Cerita deskriptif tentang perilaku sosial dan pola adaptasi pada kelompok sosial buruh ini juga dapat dilakukan pada kelompok sosial petani dan pedagang dan profesi sosial lainnya. Mengingat tidak hanya buruh saja yang terdampak wabah ini.

Dalam menceritakan suatu fenomena sosial, nama tokoh dan tempat dapat diubah sedemikian rupa.Dan yang terpenting cerita deskriptif tersebut adalah benar adanya. Teknik menulis sebuah cerita seperti ini sering kita temui pada beberapa karya klasik. Misalnya karya-karya novel yang sengaja disamarkan nama tokoh dan tempatnya.

Selamat menyusun cerita deskriptif dengan metode pengamatan pasif di tengah-tengah berlangsunya wabah covid-19 ini.

Tetap semangat belajar, tetap produktif, dan salam sehat selalu

Penulis: Suhadi (Pengurus MGMP Sosiologi Provinsi Jawa Tengah)

1 Response to "Menyusun Cerita Deskriptif Tematik Dampak Covid 19 Terhadap Kelompok Sosial Buruh di Sekitar Tempat Tinggal"

  1. [5/5 11.16] -: LEDAKAN PHK DI DEPAN MATA

    Ratusan ribu pekerja terseret gelombang pemecatan akibat lesunya industri di masa pandemi Covid-19. Angkanya berpotensi melonjak hingga jutaan, menambah banyak penganggur baru akibat terbatasnya lapangan kerja. Program penyelamatan pemerintah bagi kaum buruh terbentur soal ketersediaan data.
    [5/5 11.18] -: SUDAH sepekan lebih bengkel PT Ganding Toolsindo di Bekasi, Jawa Barat, lengang. Seratusan karyawan dirumahkan dari workshop bahan setengah jadi knalpot sepeda motor tersebut. Kontrak beberapa pegawai yang habis tak diperpanjang. Sejak Jumat, 3 April lalu, industri kecil-menengah (IKM) pemasok suku cadang pabrik otomotif itu benar-benar stop berproduksi. “Tidak ada pekerjaan lagi. Paling tinggal satu-dua orang (tetap bekerja) untuk pemeliha
    [5/5 11.26] -: PANDEMI virus korona (covid-19) memiliki dampak negatif terhadap keberlangsungan sektor industri.Data Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menunjukkan PHK di sektor perhotelan mencapai 20-35%. Sementara itu, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan suplai bahan baku dan suku cadang mesin industri garmen dari Tiongkok berhenti sejak Januari. Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, meminta pemerintah dan pengusaha memerhatikan nasib pekerja.


    “Para pekerja di sektor industri adalah pejuang yang menggerakkan roda perekonomian. Tanpa mereka, industri akan ambruk. Saat covid-19 mewabah, pemerintah dan pengusaha harus lebih memperhatikan nasib pekerja,” ujar Netty dalam keterangan resmi, Minggu (29/3).Baca juga: ILO Ramalkan Jutaan Orang Kehilangan Pekerjaan karena Covid-19Menurut Netty, pekerja di sektor industri manufaktur termasuk kelompok rentan yang harus mendapatkan jaminan perlindungan. “Industri yang masih bertahan dan pengusaha tidak memungkinkan memberlakukan work from home, maka protokol pencegahan covid-19 harus paripurna. Tidak boleh main-main terkait keselamatan pekerja,” pungkas Netty.Menurut Netty, wilayah industri padat karya seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung, Karawang dan Cimahi, termasuk wilayah zona merah covid-19. Saat meninjau RS Gunung Jati, Cirebon, Netty turut mengapresiasi imbauan tanggap covid-19 yang diedarkan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) terhadap sektor industry.“Pengusaha benar-benar melaksanakan edaran Kemenaker terkait langkah tanggap covid-19. Pastikan bahwa pekerja yang tidak masuk karena terkatagori ODP, PDP atau positif covid-19, tetap mendapat upah penuh. Bahkan jika kondisi memburuk, industry bisa lakukan lockdown parsial,

    BalasHapus

Iklan Bawah Artikel