-->

Tradisi Kunjungan, dan Rekayasa dalam Metode Pembelajaran



Tradisi orang timur adalah saling berkunjung dan mengunjungi. Bukan merasa rendah apalagi  direndahkan. Yang lebih muda, berkunjung kepada yang lebih tua, atau  sebaliknya, adalah hal biasa. Tradisi ini adalah modal sosial- budaya yang dimiliki masyarakat kita. Melalui tradisi berkunjung dan mengunjungi, kerukunan antar masyarakat kepulauan, akan terawat dengan baik dan benar. Bahkan jauh dari pada itu, tradisi saling berkunjung dan mengunjungi dapat difungsikan untuk metode pembelajaran dalam dunia pendidikan. Namun entah mengapa, tradisi ini tidak menjadi idaman.

Berdasar latar tersebut di atas, tulisan ini mengulas tentang dua hal. Pertama, menimbang fungsi tradisi kunjungan. Kedua, rekayasa metode pembelajaran berbasis kunjungan lapangan.

Menimbang tradisi kunjungan 

Sedikit-dikitnya terdapat tiga daya tarik dari tradisi kunjungan. Pertama, tradisi kunjungan dapat berfungsi merawat kerukunan masyarakat kepulauan. Kedua, tradisi kunjungan dapat berfungsi meningkatkan dinamika perekonomian masyarakat kepulauan. Ketiga, tradisi kunjungan dapat berfungsi untuk mendapatkan data sosial yang benar.

Namun daya tarik itu tidak kemudian lepas dari konsekwensi yang menantang. Kunjungan bukan hanya butuh niat. Modal sosial-budaya yang tergelar ini harus disertai layanan infrastruktur yang mapan. Sarana transportasi dan akses jalan adalah hal penting yang perlu direncanakan dengan matang, digarap dengan ideal, dan dirawat dengan benar. Jika tidak, tradisi kunjungan hanya menjadi impian pahit yang menjauhi harapan.

Menuju rekayasa pembelajaran

Jika kita yakin bahwa tradisi kunjungan dapat berfungsi merekatkan ikatan sosial, pemerataan kesejahteraan, dan merawat logika berfikir yang dapat dipertanggungjawabkan, maka tradisi kunjungan dapat kita gunakan untuk pintu masuk dalam menyusun metode pembelajaran.

Tawaran tradisi kunjungan untuk dijadikan alternatif metode pembelajaran adalah bahwa fenomena alam dan fenomena sosial adalah sumber dari kajian pengetahuan. Bahkan tradisi kunjungan dapat menjadi metode pembelajaran yang terbarukan, karena setiap proses kunjungan selalu bersinggungan dengan pembaruan data fenomena alam dan sosial. melalui pembaruan data tersebut, keberadaan pengetahuan formal akan selalu dikroscek kebenarannya, agar sebuah pengetahuan mampu bermanfaat ketika diimplementasikan dalam setiap bidang garapan.

Tradisi kunjungan, sungguh sangat lekat dengan tradisi pengetahuan alam dan sosial. Hanya saja perlu loyalitas dan komitmen yang panjang, agar tradisi ini mampu bermanfaat dalam layanan penelitian, pendidikan, dan pengabdian sosial.

Penulis adalah Suhadi, guru sosiologi di SMA Negeri 1 Pamotan

1 Response to "Tradisi Kunjungan, dan Rekayasa dalam Metode Pembelajaran "

Iklan Bawah Artikel