-->

RELASI PENGETAHUAN DAN KEKUASAAN DALAM VAKSIN SINOVAC

Ulasan oleh Muhammad Makro Maarif Sulaiman, S.Sos., M.A.



Dalam kajian Sosiologi Klasik dan Modern, pengetahuan memiliki arti kumulatif, yakni kumpulan dan perkembangan dari fakta, objek, dan realitas. 

Dalam kajian Sosiologi Posstruktural, pengetahuan bukan hal yang netral dan bukan pula akumulasi dari berbagai objek, fakta, dan realitas, melainkan sebagai sebuah tafsir yang menyembunyikan perspektif, kepentingan, dan hasrat dari hierarki tertinggi suatu kekuasaan yang melakukan dominasi dan hegemoni.

Apabila digunakan dalam analisis terapan terhadap salah isu aktual dan kekinian, pengetahuan sebagai kekuasaan yang tersembunyi melanggengkan hegemoni Negara-Negara Maju terhadap Negara-Negara Dunia Ketiga dalam hal kebijakan pemberian Vaksin Covid-19.

Pengetahuan diproduksi oleh sistem kekuasaan, dan kekuasaan menggunakan pengetahuan untuk memperkuat hegemoni, dominasi, dan jejaring relasi kuasa, demikian seperti yang disampaikan oleh Michel Foucault yang memperkuat konsep pengetahuan yang tidak netral menurut Nietzsche.

Wabah Covid-19 menjadi momen bagi Tiongkok dalam meningkatkan keperkasaannya sebagai Negara Superpower Asia melalui bidang medis.

Vaksin Sinovac produksi Tiongkok atau China pun resmi didatangkan ke Indonesia dan mendapatkan legitimasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang memiliki otoritas tertinggi dalam kepengurusan masalah keagamaan khususnya pada umat Muslim sebagai mayoritas.

Hal yang perlu dianalisis lebih mendalam terkait perdebatan tentang Vaksin Covid-19, Indonesia berada dalam pusaran perang antardiskursus pengetahuan oleh Negara-Negara Superpower yang masih didominasi oleh Negara-Negara Barat ditambah dengan semakin menguatnya Superpower China dan Raksasa Asia lain seperti Jepang dan Korea.

Meskipun Vaksin Sinovac dapat memberikan dampak atau implikasi yang memberikan harapan pada tereduksinya angka kematian, ada hal lain yang perlu disadari bersama bahwa entitas tubuh terperangkap dalam wacana dan narasi global melalui kepentingan, kekuasaan, paradigma, dan hasrat Negara-Negara Superpower yang terkamuflase dalam konstruksi pengetahuan mengenai manusia yang sehat dan rasional yang unggul dalam pergulatan terhadap Covid-19.


Referensi gambar: by google


0 Response to " "

Posting Komentar

Iklan Bawah Artikel